Seberapa pentingkah Landing Page terhadap User Experience?

Anggita Prameswara Putri
4 min readMay 19, 2020

versi bahasa Indonesia

Foto oleh Anggita Prameswara Putri

Website dan aplikasi mobile adalah media komunikasi yang juga melibatkan pengguna dan bahkan pelanggan. Saat merancang sebuah website yang baik, kita harus memikirkan tampilan, kesan pertama dan bagaimana kita ingin website kita menarik bagi pengguna.

Langkah pertama: Fokus pada kesan pertama

Dalam kehidupan, kesan pertama adalah hal penting yang menentukan apa yang terjadi selanjutnya. Hal ini juga sama saat akan merancang website. Ketika petensial pengguna mengunjungi sebuah website, tampilan, rasa, dan pengalaman pertama sangatlah penting bagi mereka. Halaman pertama yang dikunjungi oleh pengguna saat pertama kali memasuki sebuah website haruslah memiliki kesan yang dapat membuat pengguna penasaran dan ingin tahu lebih banyak mengenai website tersebut. Halaman-halaman ini biasanya disebut sebagai “Landing Page”. Landing Page merupakan tahap pertama pada user experience sebuah website. Jadi, apa yang dimaksud dengan Landing Page?

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan memberikan sebuah contoh..

Studi Kasus Sebuah Laundry (Binatu)

Ketika Anda baru saja pindah ke suatu lingkungan baru dan ingin melakukan laundry, Anda akan melakukan penelusuran tentang “Laundry di dekat saya”. Setelah Anda memiliki daftar laundry di dekat lingkungan Anda, Anda akan membuat perbandingan terkait harga, penampilan toko, layanan dan lainnya.

Perhatikanlah kedua gambar dibawah ini:

Foto oleh Bryan Papazov (kiri) dan Maria Oswalt (kanan) di Unsplash

Anggap saja gambar di sebelah kiri adalah Laundry A dan di sisi lain adalah Laundry B. Bagaimana tanggapan Anda mengenai Laundry A dan B saat pertama kali Anda melihatnya? Saya telah melakukan sedikit riset (tidak spesifik) dengan bertanya kepada 20 orang (secara acak) di mana mereka akan memilih untuk mencuci pakaian mereka hanya dengan melihat dua gambar A dan B. Hasilnya menunjukkan bahwa 18 dari 20 orang memilih Laundry A karena membuat mereka tertarik untuk memberikan informasi tentang “Quick and easy, 1 hour cleaners” (Cepat dan mudah, 1 jam membersihkan), sehingga mereka tidak ragu untuk memasuki toko karena mereka yakin itu adalah layanan Laundry yang dapat memberikan pelayanan yang sesuai.

Laundry A memiliki informasi yang jelas mengenai layanan yang dapat mereka berikan terhadap pelanggan (pengguna), tetapi mereka tidak jelas mengenai harganya. Hal itu tidak menjadi masalah karena ketika pelanggan pertama kali melihatnya, mereka telah dijanjikan sebuah layanan yang menyenangkan melalui informasi “Quick and easy, 1 hour cleaners”. Meskipun pelanggan belum pernah menggunakan atau mencoba layanan Laundry tersebut, mereka akan merasa ingin tahu lebih mengenai layanan yang ditawarkan, saat itulah mereka mulai mencoba menggunakannya.

Studi Kasus Laundry Vs Landing Page

Landing Page → Daftar Akun

Sama halnya dengan sebuah website, mendesain sebuah website sangat mirip dengan studi kasus Laundry. Desain harus jelas, sesuai dan menarik. Landing page merupakan kunci yang mewakili citra sebuah website. Jika pengguna tertarik pada landing page, mereka akan mulai mencari tahu hingga akhirnya mendaftarkan akun pada website tersebut (seperti gambar di atas). Oleh karena itu, jika pengguna sudah berada di halaman daftar akun, maka alur harus dibuat semudah mungkin untuk mempermudah pengguna mendaftarkan akun. Alurnya harus sangat jelas dan mudah, sehingga akan memberikan kesan pertama yang baik bagi pengguna.

Setelah mendaftarkan akun, lalu apa selanjutnya?

Pengguna akan mulai menggunakan layanan dari website tersebut, website harus memberikan pengalaman yang mudah pada setiap alur dan fiturnya bagi pengguna. Ini tidak terkait langsung dengan pengalaman landing page, karena ini merupakan tahap selanjutnya setelah landing page, dan akan lebih rumit dari sebelumnya. (mungkin kita bisa membahasnya pada artikel selanjutnya)

Landing page yang buruk

Buruk bukan berarti selalu terlihat buruk atau memiliki desain yang buruk. Kompleksitas adalah salah satu penyebab landing page buruk. Misalnya, informasi yang rumit dapat menyebabkan landing page yang buruk karena memberikan terlalu banyak informasi kepada pengguna sehingga membuat pengguna tidak memahami fungsi utama website tersebut. Akan tetapi, informasi yang minim pun tidak bisa menjamin pengguna tidak kebingungan karena bisa jadi mereka tidak mendapatkan informasi yang cukup jelas. Jadi, semua konten pada landing page sangatlah penting, sehingga harus dibuat sederhana, jelas, dan informatif karena akan mempengaruhi user experience.

Jika kita kembali ke gambar Laundry B, kita dapat melihat bahwa Laundry B tidak memberikan informasi yang jelas mengenai layanan mereka, harga, atau apa yang akan diperoleh oleh pelanggan. Ini akan membuat pelanggan beralih ketika mereka melihat Laundry lain yang memiliki informasi itu sesuai yang mereka inginkan. Padahal, pelanggan sebenarnya belum tahu apakah layanan Laundry A akan lebih baik daripada Laundry B.

Jadi, sekarang Anda dapat mengetahui seberapa pentingkah landing page pada user experience dalam sebuah website :)

Saya hanya berbagi pemikiran, bukan berarti ini adalah hasil absolut, karena landing page bukanlah teori absolut, melainkan teori yang mengikuti perkembangan zaman.

--

--

Anggita Prameswara Putri

Leading Design & Education Startup, part-time lecture. Previously @Grab @Telkom. “User experience is more than just a theory, but the life we live everyday”